Naik Becak Bukan Gimmick, Itu Bukti ‘DIA’ Pemimpin Yang Cinta Kearifan Lokal Sulawesi Selatan

MAKASSAR, SULSELNET.COM – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Moh Ramdhan Pomanto dan Muh Azhar tunjukkan kecintaannya terhadap kearifan lokal saat mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan.

Pasalnya, Danny dan Azhar (DIA) mendaftarkan diri ke KPU dengan menggunakan Becak yang merupakan salah satu alat transportasi tradisional di Ibu Kota Sulsel, Makassar.

Apa yang dilakukan oleh pasangan DIA itu menuai pujian dari banyak orang. Salah satunya dari Kapten Armada MasaDPan Sulawesi Selatan, Yusuf K Mariajeng.

Menurutnya, langkah yang diambil oleh Danny Pomanto dan Azhar itu memberikan optimisme kepada seluruh masyarakat Sulawesi Selatan.

“Ini menjadi semangat baru buat kita, sekaligus sebagai bentuk optimisme dalam menatap masa depan Sulsel. Bahwa ternyata, Sulsel masih memiliki stok pemimpin yang mencintai kearifan lokal, seperti Danny Pomanto dan Azhar,” kata Yusuf.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan DIA menjadi sinyal buat seluruh masyarakat Sulsel untuk tetap mempertahankan kearifan lokal.

“Kita ketahui bersama, Becak ini sudah sangat lama muncul di Makassar sebagai kendaraan tradisional. Bahkan pernah berjaya pada masanya. Nah, apa yang dilakukan oleh pasangan DIA memberikan sinyal kepada warga Sulsel bahwa di tengah pesatnya kecanggihan teknologi, kita harus tetap menjaga kearifan lokal kita sebagai kelompok masyarakat yang berbudaya,” jelas pemuda yang akrab disapa Ucu’.

Tak hanya itu, Yusuf K Mariajeng juga menampik, bahwa pihak-pihak yang menyebut langkah DIA naik becak adalah gimmick merupakan kekeliruan besar.

“Apa yang dilakukan oleh DP dan Azhar itu patut di apresiasi. Kita bisa bayangkan ditengah banyaknya kendaraan canggih misalnya helikopter, mereka lebih memilih yang tradisional. Itu kan suatu kebanggaan.” tampiknya.

Terakhir, ia membeberkan sosok DP bukan pertama kalinya menggunakan Becak.

“Jangan kita mengira bahwa DP dan Azhar baru pertama kali menggunakan Becak, ini sudah yang kesekian kalinya. Itulah yang ingin dipertahankan oleh mereka, supaya paradigma masyarakat Sulsel tidak bergeser dan meninggalkan kearifan lokal yang ada,” pungkasnya. (**)

Silahkan Berkomentar