Terungkap BPJS Utang 11 Milar ke RSUD Daya Makassar

MAKASSAR. SULSELNET.COM – Pendapatan Dinas Kesehatan Kota Makassar masih minim hingga memasuki triwulan ke empat. Pasalnya realisasi pendapatan yang berasal dari retribusi pelayanan, hanya mencapai 41,47 persen per Oktober 2019.

Olehnya itu, Komisi B bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Makassar, meminta penjelasan kepada Dinkes perihal rendahnya pendapatan tahun 2019 lewat Monitoring dan evaluasi (Monev), di Ruang Komisi B DPRD Kota Makassar, Jl.AP. Pettarani, Jumat (15/11).

Anggota Komisi B, Hasanuddin Leo mengatakan, seharusnya pendapatan menuju akhir tahun ini sudah melebihi 50 persen yakni 70 hingga 80 persen.

Namun nyatanya, dari target 3.262.790 milyar hanya bisa mencapai 1.361.924 milyar. Sehingga pendapatan yang belum terealisasi tersisa 1.9 milyar lebih.

“Ibu Dinkes tolong dijelaskan dulu sebab musababnya kenapa minim pendapatan yang dihasilkan. Kalaupun tidak mampu mencapai target, seharusnya ibu tidak menyetujui target yang ditetapkan pada saat pembacaan APBD,” ucap Hasanuddin Leo.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Naisyah Tun Azikin mengatakan banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pendapatan dari dinas kesehatan. Salah satunya, kata Mantan Sekda Kota Makassar itu, adalah utang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang menumpuk di beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas.

Tak hanya itu, salah satu faktor lainnya ialah rendahnya pasien umum di beberapa Puskesmas. Sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi salah satu menjadi faktor, sehingga masyarakat kurang meminati layanan puskesmas, seperti tidak adanya kipas dan AC di ruang inap.

“Banyak faktor sebenarnya. Apalagi kan beberapa puskesmas kita tidak lengkap fasilitasnya, makanya masyarakat memilih tempat lain untuk berobat. Sumber pendapatan kita juga tidak banyak, hanya dari BPJS saja, itupun sering terjadi penunggakan,” ucapnya.

Dari 46 puskesmas di Kota Makassar, sebanyak 12 puskesmas yang memiliki layanan rawat inap. Namun beberapa diantaranya pun belum maksimal. Sehingga rawat inap di beberapa puskesmas tidak memenuhi target.

“Beberapa rumah sakit sedang dalam perbaikan. Jadi pelayanannya masih kurang, belum maksimal,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daya (RSUD) menambahkan, hingga kini, pihak BPJS masih memiliki utang sebanyak 10.9 milyar.

Utang tersebut tercatat sejak 2018 lalu sebanyak 3.6 milyar. Sementara per Agustus BPJS menambah jumlah utangnya sebanyak 7.3 milyar, sehingga totalnya mencapai 10.9 milyar.

“Kami terkahir dibayar Mei lalu. Penagihan terus dilakukan namun hingga kini BPJS masih menyisakan utang kurang lebih 11 milyar,” bebernya.

Silahkan Berkomentar