MAKASSAR, SULSELNET.COM – Indonesia adalah negara terbesar penghasil gas terbesar di dunia dan menempati urutan ke 13 di dunia.
LPG (Liquefied Petroleum Gas) adalah gas bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana dan butana yang sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan kompor minyak tanah dan kompor listrik sehingga sebagian besar masyarakat indonesia menggunakan gas untuk memasak.
Penggunaan Gas LPG untuk rumah tangga yang dipergunakan oleh sebagian besar rumah tangga beberapa bulan ini mengalami kelangkaan dan sangat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Toko-toko, warung-warung bahkan pangkalan gas yang menjual gas elpiji 3 kg kehabisan dan mengakibatkan antrian di setiap depo-depo dan pangkalan gas khususnya di kota makassar.
Menyikapi hal itu Ketua Partai Buruh Exco Sulawesi Selatan, Akhmad Rianto SH meminta Pertamina agar segera menormalkan pengadaan, pendistribusian dan mengembalikan harga normal gas 3 Kg itu.
“Kesulitan warga makassar untuk mendapatkan gas 3 kg sangat dirasakan warga, dan kalaupun ada mereka dapatkan itu diatas harga eceran tertinggi antara 30.000-40.000,” ujar Akhmad Rianto, SH.
Padahal berdasarkan Peraturan Presiden no 104 tahun 2007 tentang penyediaan kata dia, pendistribusian, dan penetapan harga LPJ gas tabung 3 Kg dan peraturan menteri ESDM nomor 28 tahun 2008 tentang harga jual eceran LPG 3 Kg harganya dikisaran 4250/kg atau 12.750/tabung,” jelasnya
Kondisi rakyat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas 3 Kg di haruslah segera diatasi dan diselesaikan. Partai Buruh Exco Sulawesi Selatan menghimbau kepada Pertamina dan seluruh stage holder di bawahnya untuk segera menormalkan pengadaan, pendistribusian dan mengembalikan harga normal gas Elpiji 3 Kg di masyarakat,” sambungnya.
Dampak kelengkaan ini sangat berimbas kepada kelas buruh, pekerja, petani, kaum miskin kota, ibu-ibu rumah tangga, pekerja rumah tangga, pedagang kecil, nelayan, umkm dan seluruh kelompok masyarakat menengah kebawah merasakan langsung akibat kelangkaan gas elpiji 3 kg ini.” Pungkasnya.