MAKASSAR – Kota Makassar kini mengalami pengembangan pesat di bawah kepemimpinan Moh Ramdhan Pomanto selaku Wali Kota. Pasalnya, telah banyak prestasi yang berhasil diraihnya lewat kebijakan yang inklusi dan kreatif.
Kota Makan Enak, julukan teranyar Makassar, kini mencapai ekonomi 5,4 persen yang sebelumnya hanya 4 persen. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) juga mengalami kenaikan menjadi 83,12 persen di tahun 2022, naik 1 persen dari 2021.
“Pertumbuhan ekonomi Makassar pun memberikan kontribusi positif untuk provinsi dan nasional. Alhasil, rebound dari negatif, lalu 4 persen dan kini 5 persen itu juga memperkecil gini rasio yang mencapai 0,395 dari 0,400,” kata Danny, nama sapaan Wali Kota, saat wawancara dengan Metro TV dalam sebuah siaran acara, Selasa (28/11 2023) kemarin, di Jakarta.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Daeng mengungguli raihan nasional di 5,3 persen dan IPM di angka 72,91 persen. Hasil tersebut ditoreh karena Danny tak mendiskreditkan lorong-lorong yang ada di Kota Anging Mamiri.
“Lorong merupakan sel Kota Makassar sehingga pembenahan dimulai dari situ. Ekonomi dibina, diinkubasi, ada inkubator center, pemberdayaan perempuan, city farming, inflasi kontrol, food security, dan lainnya sehingga ada sirkulasi ekonomi di dalamnya,” tuturnya.
Itulah alasan Wali Kota dua periode ini menciptakan Longwis (Lorong Wisata) dalam rangka mereset dan memperkuat kembali mikro ekonomi di masing-masing lorong. Kini tercatat ada 2077 Longwis.
Longwis menumbuhkan kemandirian warga sehingga tak perlu lagi intens membeli kebutuhan dapur di pasar karena terdapat budidaya sayuran hingga perikanan.
Distribusi ekonomi yang adil juga terlihat pada program dukungan Danny terhadap UMKM. Diketahui, telah ada ratusan UMKM yang diinkubasi sehingga dapat berkembang alamiah dan menjadi core ekonomi Makassar.
Arkian, Danny optimis tahun ini Makassar akan menoreh pertumbuhan ekonomi berbasis satu poin, yakni 6 persen, mengingat pada tahun 2019 Kota Daeng pernah mencapai 8,79 persen. Optimismenya itu diperkuat karena memiliki empat ‘kaki’ core ekonomi; sektor bisnis, perdagangan, hotel, dan restoran, yang menopang perekonomian.