SOPPENG, SULSELNET.COM – Keluarga besar Datu Pattojo beserta Pemerintah Kabupaten Soppeng melaksanakan Acara Malekke’ Je’ra atau merupakan acara yang sangat sakral yaitu pemindahan kuburan Raja ‘Datu’ dari Makassar ke Saoraja Pattojo Desa Rompegading, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng Rabu, 24 juli 2024.
Dalam sambutannya Ketua panitia Andi Berlianti Datu Hasan,SE, ‘Datu Lili’ yang juga sebagai ketua panitia,mewakili seluruh rumpun keluarga menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan “Malekke’ Je’ra” serta Latar belakang peresmian.
“Museum Datu Pattojo” mengatakan bahwa pekuburan di Makassar ‘Bontoala dan Panaikang’ kondisi perkuburanya di Makassar saat ini sudah bertumpuk-tumpuk dan sangat memprihatikan yang akhirnya kami sepakat dari seluruh pihak keluarga untuk memindahkan tiga kuburan Datu ‘Raja’ yaitu:
1. Datu Sumangerukka pattola Wajo (L).
2. Datu Panangngareng Datu Pattojo (P).
3. Datu Pancaitana Tenrijai Datu Pattojo (P).
“Yang kebetulan, Alhamdulillah di tempat ini Pattojo Desa Rompegading beliau masih punya rumah yang disebut dengan ‘Saoraja’”
“Olehnya itu, kami dari pihak keluarga besar menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas segala perhatian, bantuan, partisipasi dan atensi yang begitu besar dari semua masyarakat Kabupaten Soppeng terkhusus pemerintah kabupaten Soppeng sehingga kegiatan ini bisa terlaksana ” ucap Datu Lili
Ia juga mengatakan bahwa pada kegiatan ini selain tiga Datu ‘Raja’ yang dipindahkan atau Malekke’ Je’ra di Saoraja Pattojo, pihak keluarga juga ingin meresmikan museum yang di sebut dengan “Museum Datu Pattojo” dan awal dari pendirian museum ini adalah ketika menemukan foto perkawinan Datu patojo yang perkawinannya kurang lebih 100 tahun.
“Lalu kami dari pihak keluarga langsung teringat masih banyak barang-barang beliau ‘ Datu’ yakni Datu Sumangerukka, seperti Perhiasan perkawinan, uang jaman dulu, tempat makan,piring antik,dan beberapa barang peninggalan beliau yang bisa dilihat langsung di museum”, urainya
lebih jauh Andi Barlianti berharap kehadiran museum ini bisa menjadi catatan sejarah yang ditinggalkan Datu dan mudah-mudahan kita ini keturunannya bisa memelihara secara baik serta dengan adanya kegiatan ini kita berharap bahwa apa yang pernah beliau ‘ Datu’ wariskan dalam bentuk sikap perilaku dan perbuatan bisa di jadikan sebagai teladan/panutan yang baik.
Untuk diketahui khususnya Datu Sumangerukka sangat peduli dan perhatian terhadap dunia pendidikan terbukti beliau mendirikan DDI Pattojo selain itu sebagai bukti dari pada bukan sekedar memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan beliau juga mewakafkan 3 buah sekolah bahkan beliau juga mewakafkan tanah untuk Lapangan sepak bola, mewakafkan tanah untuk kantor desa dan mewakafkan tanah untuk satu masjid di Pattojo yang kesemuanya di peruntukkan kepada masyarakat Pattojo.
Almarhum Datu Sumangerukka bahkan menyimpan satu hektar sawah yang produktif untuk di wakafkan yang peruntukkanya menjadi dana-dana operasional untuk keberlanjutan pendidikan khususnya di Pattojo yang kini sudah menjadi Desa Rompegading dan untuk diketahui Datu Sumangerukka merupakan anak dari La Oddang Pero atau sering di kenal Arung Matoa Wajo yang Ke 44 ” tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Bupati Soppeng, Wakil Bupati Soppeng, Ketua DPRD Soppeng, Datu Mars Soppeng, Kepala Balai Pelestarian Budaya Wilayah 19 Provinsi Sulsel dan Sulteng, anggota Forkopimda, Ketua Pengadilan Negeri Watansoppeng, Ketua Pengadilan Agama Watansoppeng, Kepala Kemenag Kabupaten Soppeng, Pj. Sekda, para Asisten, para Staf Ahli, para Kepala SKPD, para Camat, Para Kepala Desa dan Lurah, para Kepala sekolah, para rumpun keluarga besar Datu Pattojo, dan para undangan lainya.(**)